Senin, 02 Mei 2011

Kembali Ke Kit'ah



Menjalani hidup di tengah arus digitalisasi yang merambah ke dunia fotografi, yang menjanjikan sejuta kemudahan demi mendapatkan hasil foto terbaik dan kepuasan bagi fotografernya, seringkali membuat seseorang terlena dan masuk ke dalam arus euforia digital yang justru bisa jadi tanpa disadari membawanya kembali ke masa-masa awal fotografi baru ditemukan.

“Lihat dan jepret” yang selalu mewarnai canda ceria setiap orang yang bisa membeli dan mengoperasikan kamera digitalnya, mungkin bisa disamakan dengan kondisi saat pertama kamera diciptakan.

Konsep making pictures kembali menjadi tawar, dan taking pictures kembali membuat perbedaan besar diantara pelaku fotografi yang serius dan sekedar ikut-ikutan.

Bukan hal yang salah juga karena perkembangan jaman memang sudah terjadi dan itu memang harus, tetapi dengan diselenggarakannya workshop fotografi GFJA yang sudah mencapai Angkatan ke-XVI ini, para siswa setidaknya mendapatkan pembekalan yang memadai agar bisa menyikapi kemajuan dengan arif dan tak terjebak pada pen”dewa”an teknologi (gadget) lengkap dengan komputer ber-software canggih, sebagai alat bertuah yang mampu berbuat segalanya demi menghasilkan foto yang relatif bagus.

Saat untaian ribuan kata menjadi tak bermakna, fotografi diharapkan tampil sebagai katalisator yang dapat dipahami sebagai sebuah bahasa yang universal dan fotografer pembelajar yang memotret mengunakan kematangan berpikirnya akan tetap membuat perbedaan yang pada akhirnya akan membuktikan bahwa teknologi tak akan mampu mengendalikan pikiran manusia.

Mosista Pambudi
Pengajar Kelas Dasar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar