Senin, 02 Mei 2011

Masih Adakah Matahari?

Seberkas cahaya adalah pertanda kehidupan. Fotografi hadir karena keagungan kirana. Layaknya kerlap-kerlip benda-benda angkasa yang kita nikmati saat menatap cakrawala seraya terlentang menghadap dirgantara lepas. Menyimak detail kelinci di satelit kita bernama rembulan. Setiap kedipan di antara ketakjuban kita pada alam, senantiasa pikiran menyertakan persepsi keindahan malam di belantara angkasa raya. Menyantap pesona gulita dalam tata surya. Pada daya fantasi, karya-karya mereka terabadikan, bingkai demi bingkai. Imaji fotografi yang tengah kita nikmati saat ini.


Mereka, adalah putra-putri sang kala, peserta workshop GFJA angkatan XVI. Mereka sepakat memilih CARPE DIEM sebagai tajuk pameran. Periode sepanjang kegiatan pembelajaran etika dan jurnalisme di kelas serta latihan liputan lapangan menjadi basis dari workshop ini sejak didirikan pada 1994. Di sini mereka digodok untuk mengenal sesama peserta, menyimak paparan karya dari para senior, berlatih jurnalisme tulis serta bersaing meskipun mereka belajar secara kolegial. Maka atas kebersamaan sepanjang persiapan pameran, baik peserta kelas Dasar dan kelas Jurnalistik bergabung sehati untuk meraih hari ini dan sekarang membagi kesaksian dan pengalaman mereka untuk kita semua. 
Perjalanan cukup panjang dari pendidikan fotografi jurnalsitik GFJA sejauh ini sekaligus mengapresiasi upaya perdana Yudhi Soerjoatmodjo, serta para pembimbing setia GFJA, Hermanus Prihatna, Hidayat Gautama, Wahyu Purwadi, Roby Irsyad, Eddy Hasby, Rully Kesuma dan Mosista Pambudi. Serta tentunya para pengelola workshop alias “kepala sekolah”, Dodo Karundeng, Kasman Setiagama, Arief Sunarya, Rahmad Gunawan dan Ricky Adrian. Sifat workshop non-formal GFJA yang nirlaba tentulah hanya melibatkan mereka yang sungguh-sungguh berkomitmen pada blantika pendidikan fotografi jurnalistik kita. Untuk itu pula CARPE DIEM ada.


Pada abad visual ini, konten memori otak kecil setiap insannya menjadi bekal yang harus selalu terasah agar yang empunya kelak dapat mencipta karya dan bersaing dalam peradaban informasi. Tampaknya tidaklah salah mereka, baik peserta kelas Dasar dan Kelas Jurnalistik, memilih CARPE DIEM sebagai identitas mereka dalam kapasitas workshop GFJA yang mewakili angkatan XVI. Untuk itu mereka hadir sekarang.


Kenapa hanya hari ini? 

Barangkali karena hardikan CARPE DIEM membesut mereka untuk menaklukkan waktu-waktu sepanjang kini.

Lalu bagaimana besok?
Tak perlu risau, karena mereka-mereka adalah mentari hari esok fotografi kita. 

oscar motuloh
kurator Galeri Foto Jurnalistik Antara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar