Kamis, 16 Juni 2011

Jiwa-Jiwa Penyendiri

Jiwa-Jiwa Penyendiri
Ahmad Syah Reza








Jiwa-jiwa penyendiri tertawa sendirian pada hembusan angin
Jiwa-jiwa penyendiri tertawa sendirian pada terik matahari
Jiwa-jiwa penyendiri menari-nari dengan dentuman musik membahana dalam pikiran
Jiwa-jiwa penyendiri berpenyakit pikiran

Jiwa-jiwa itu terpinggirkan
Disisihkan dari keluarga
Terbuang dari kenyataan
Menyendiri pada kesunyian
Ditemukan diantara hiruk pikuk Ibu Kota

Mitos bilang kalau orang sudah berpenyakit pikiran: tak ada kata sembuh
Mitos bilang kalau orang sudah berpenyakit pikiran: leluhurnya pasti punya dosa besar
Mitos bilang kalau orang sudah berpenyakit pikiran: itu penyakit turunan
Kalau orang sudah berpenyakit pikiran, maka kenyataan bicara:
tak ada tempat buat mereka di dunia

Sayang tak ada orang yang bisa melihat ada warna apa saja di dunia para penyendiri itu
Mungkin lebih indah?
Mungkin lebih kinclong?
Mungkin lebih redup?
Mungkin malah hitam-putih?
Mungkin warna-warna yang tak akan tertangkap oleh indera kita

Jiwa-jiwa penyendiri berkumpul pada satu ruangan tanpa mengerti akan keadaan
Hidup bersama walau terisolasi dalam dunianya
Semakin dalam hingga lupa arah kembali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar