Kamis, 16 Juni 2011

Sakitnya Mengingat, Susahnya Melupakan

Sakitnya Mengingat, Susahnya Melupakan
Oleh Kurniyanto








 
 “Saya tidak pernah dendam dengan Orde Baru meskipun sedih semasa dipenjara pada waktu itu,” ujar Lestari yang tahun ini genap berusia 80 tahun. Lestari adalah bekas aktivis Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani).

Sejak masuk pada tahun 1951, karirnya moncer. Ia menjabat sebagai ketua di kota Bojonegoro, Jawa Timur pada tahun 1952-1961, dan berlanjut menjadi pengurus tingkat propinsi Jawa Timur hingga akhirnya Gerwani dibubarkan pada tahun 1965 lantaran berbau komunis.
“Organisasi kami hanya ingin menyetarakan kaum perempuan dan laki-laki. Kami peduli dengan pemberantasan buta huruf. Kami menolak poligami. Tapi kenapa kami dituduh komunis?” ujar Lestari.

Setelah pembubaran Gerwani, ia kerap berpindah-pindah untuk menghindari penangkapan dari aparat pemerintah. Namun bak pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga, ia akhirnya tertangkap di pesisir Blitar Selatan, setelah tiga tahun dalam persembunyian. Ia dipenjara tanpa melalui proses pengadilan.

“Saya beruntung hanya ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Banyak teman saya yang diberondong dengan peluru, bahkan dipenggal kepalanya,” tandas Lestari.

Kini bersama dengan empat belas orang korban peristiwa ‘65 yang lain, ia tinggal di panti Jompo Waluyo Sejati Abadi, Jalan Kramat 5, Salemba, Jakarta Pusat. Panti ini diresmikan oleh mantan presiden RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada tahun 2000. Di sini Lestari dan teman-temannya menikmati masa-masa senja dengan berbagai kegiatan, termasuk menghadiri diskusi dengan beragam tema, mulai dari sosial, budaya sampai politik.

Di usia yang sudah tidak muda lagi, Lestari masih tidak berhenti berjuang meminta keadilan kepada penguasa atas ketidakadilan yang dideritanya. Ia berharap pemerintah bisa menghilangkan stigma komunis yang telah diberikan rezim Orde Baru kepadanya.

“Saya berharap pemerintah memberikan rehabilitasi kepada kami korban tragedi ‘65,” pintanya penuh harap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar