Jumat, 17 Juni 2011

Sebuah Elegi untuk Anakku

Sebuah Elegi untuk Anakku
Oleh Andrey Gromico












Anakku, terkadang kebenaran menyakitkan. Dan kebenaran yang akan kukatakan kali ini, mungkin adalah salah satunya. Jika sesudahnya kalian membenciku, aku rela. Karena beginilah ibu.

Tak perlu aku jelaskan betapa sulit hidup yang kita lalui. Segalanya butuh uang. Sejak ayah tidak ada, ibu harus berjuang sendiri untuk mendapatkannya demi mencukupi kebutuhan kita. Maaf kalau waktu itu ibu meninggalkan kalian selama tiga bulan tanpa kabar. Saat itu ibu dipenjara karena kasus narkoba. Ayah kalian pun demikian. Ia dipenjara selama tiga tahun dengan kasus yang sama.

Setelah keluar dari penjara, ibu mencoba bekerja di kawasan industri Pulo Gadung. Namun gaji ibu di sana sangat kecil. Tidak akan mungkin bisa mencukupi kebutuhan kita. Akhirnya ibu memutuskan untuk keluar dari pekerjaan itu. Jika ibu bisa memilih, ibu ingin sekali bekerja menjadi sekretaris di suatu perusahaan besar. Tapi apalah daya, ibu hanya punya ijazah SD. Ibu juga ingin sekali memiliki usaha. Tapi ibu tidak punya uang untuk modal.

Ibu tidak tahu lagi harus bagaimana. Semua jalan buntu. Akhirnya, ibu memutuskan untuk menjadi  seorang wanita penghibur. Sudah dua tahun belakangan ini ibu bekerja seperti itu. Bagi ibu, semua yang ibu lakukan ini adalah usaha untuk mencukupi kebutuhan kita. Ibu tidak peduli apakah pekerjaan ini haram atau tidak. Ibu hanya berusaha agar kalian tetap bisa melanjutkan sekolah, hingga menjadi seorang sarjana. Bahkan bisa sampai naik haji. Semoga kalian dapat menghargai niat baik ibumu ini.

Maafkan ibumu ini, anakku... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar