Kamis, 16 Juni 2011

Klub Petarung Jalanan

Klub Petarung Jalanan
Oleh Yulisa N. Halida










“Every dream deserve a fighting chance” – The Fighter

Kondisi kehidupan yang sulit sejatinya adalah ujian yang harus dihadapi dengan hati dan usaha yang besar. Inilah yang diyakini Williem Lojor, mantan petinju asal Lembata yang kini memiliki sasana tinju King Lembata BC. Kecintaannya terhadap anak-anak didiknya membuat Lojor bersedia melakukan apa saja. Ia pernah menjadi petugas security di sebuah gedung, memberikan jasa pengawalan, promotor tinju, pengamanan aset gedung dan lahan maupun sebagai tukang tagih utang untuk memenuhi kebutuhan para petinjunya dan keluarganya, meskipun semuanya pas-pasan.

Masa lalunya yang kelam sebagai preman ia jadikan semangat untuk memberikan manfaat bagi banyak orang. Sasana kebanggaannya berdiri di sebuah lahan gedung kosong yang tak terpakai, di daerah Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Sasana ini berisikan petinju-petinju yang berasal dari Indonesia Timur. Mereka pemuda-pemuda pendatang yang berjuang untuk mengadu nasib di ibukota. Mereka meninggalkan tanah kelahirannya dengan harapan bisa pulang membawa kesuksesan. Latar belakang mereka preman jalanan, security sebuah gedung, ataupun memang sengaja dibawa Lojor, untuk kemudian diasuh dan dilatih menjadi seorang petinju profesional.

Sebuah sasana tinju mampu bertahan hanya dengan tempat latihan seadanya, namun tetap bisa menghasilkan petinju-petinju yang profesional dan berprestasi. Bahkan sudah ada yang memenangkan kejuaraan dan memperoleh sabuk emas. 

Bagi Lojor, tinju bukan saja sekadar olahraga. Tinju adalah hidupnya.

1 komentar: