Jumat, 17 Juni 2011

Sang Toya Yekti

Sang Toya Yekti
Oleh Budi Setiawan

 

 




“Tuk mancur saka dhuwur, kabeh umat bisa makmur, Gunung Merapi kasuwur, ati tentrem wit ngaluhur,
kamulyaning pangeran, pancen nyata tumrap bangsa...”


Lantunan bait lagu bertajuk Tuk Mancur berkumandang sepanjang ritual perayaan Natal di Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dusun, tujuh kilometer di sebelah barat puncak Gunung Merapi. Syair tembang tersebut kurang lebih berarti,  “Mata air memancar dari atas (Gunung Merapi), membuat semua warga hidup makmur. Merapi yang termasyhur telah membuat hati warga tenteram. Kemuliaan Allah sungguh nyata untuk kehidupan Bangsa Indonesia.”

Natal di desa ini memang tidak hanya berisi misa. Di dalamnya terdapat ritual menyucikan kembali seluruh aliran mata air di Gunung Merapi yang disebut Sang Toya Yekti. Ritual yang telah dilakukan sembilan tahun belakangan ini merupakan wujud syukur petani setempat atas air yang berlimpah dari Gunung Merapi yang menjadi sumber kehidupan mereka selama ini bagi pertanian dan kebutuhan sehari-hari. Dalam ritual ini, warga berjalan beriringan dipimpin seorang Romo Gereja Paroki Santa Maria Lourdes Desa Sumber, Kecamatan Dukun menuju sumber-sumber mata air dan rumah-rumah untuk memberkati alat-alat pertanian mereka.

Letusan Gunung Merapi pada November 2010 kemarin telah memberi banyak pelajaran bagi warga sekitar, salah satunya mengenai kerusakan lingkungan. Namun, Gunung Merapi masih menyisakan sumber mata air bagi mereka. Untuk itu warga kaki Gunung Merapi terus bersyukur dengan menjaga kelestarian alamnya. Karena bagi mereka, air adalah sumber kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar